Thursday, October 23, 2025

Open Turnamen Sripuspa Cup 2025 Siap Digelar di Sukaraja, Dimeriahkan Pemain Proliga dan Hadiah 50 Juta Rupiah

Open Turnamen Sripuspa Cup 2025 Siap Digelar di Sukaraja, Dimeriahkan Pemain Proliga dan Hadiah 50 Juta Rupiah




Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya, bersiap menjadi pusat perhatian pecinta bola voli pada awal November mendatang. Pasalnya, Open Turnamen Sripuspa Cup 2025 akan resmi digelar pada 3 November 2025, menghadirkan atmosfer kompetisi bergengsi yang akan diikuti oleh tim-tim kuat dari berbagai daerah.


Turnamen ini menjadi ajang yang sangat dinantikan, terutama karena akan dihadiri oleh beberapa pemain profesional dari ajang Proliga, liga voli tertinggi di Indonesia. Kehadiran mereka dipastikan bakal menambah semangat para peserta serta menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat dan penggemar bola voli di Tasikmalaya dan sekitarnya.


Selain menampilkan aksi-aksi menegangkan dari para atlet terbaik, panitia juga menyiapkan total hadiah mencapai Rp50 juta bagi para juara. Nilai ini menjadi bukti keseriusan penyelenggara dalam menghadirkan turnamen yang bukan hanya meriah, tetapi juga bernilai prestisius bagi para atlet voli daerah.


Ketua panitia Sripuspa Cup 2025 menyampaikan bahwa tujuan utama dari turnamen ini adalah untuk mengembangkan potensi atlet voli lokal, sekaligus memberikan pengalaman bertanding melawan pemain-pemain berkelas nasional. “Kami ingin turnamen ini menjadi wadah bagi bibit muda Tasikmalaya untuk berani tampil dan belajar dari pemain Proliga,” ujarnya.


Gelaran ini juga diprediksi akan menjadi ajang silaturahmi antar klub dan komunitas voli dari berbagai kabupaten di Jawa Barat. Dengan dukungan penuh dari masyarakat dan sponsor lokal, Sripuspa Cup diharapkan mampu menjadi agenda tahunan yang terus berkembang.


Dengan semangat sportivitas dan kebersamaan, Open Turnamen Sripuspa Cup 2025 siap menjadi bukti bahwa Tasikmalaya memiliki semangat besar dalam memajukan dunia olahraga, khususnya bola voli. Bagi pecinta voli sejati, tanggal 3 November 2025 menjadi momen yang tidak boleh dilewatkan.


Turnamen ini bukan sekadar pertandingan — tetapi perayaan semangat voli, persahabatan, dan prestasi di tanah Priangan Timur.


Share:

Wednesday, October 22, 2025

Dicky BR, Bintang Voli Tarkam Tasikmalaya yang Jadi Sorotan

 Dicky BR, Bintang Voli Tarkam Tasikmalaya yang Jadi Sorotan






Di lapangan tanah di pinggiran Tasikmalaya, suara sorak-sorai penonton selalu memecah sore setiap akhir pekan. Debu berterbangan, bola meluncur cepat, dan di antara riuhnya penonton, satu nama yang kerap disebut dengan kagum: Dicky BR. Pemain voli tarkam ini telah menjelma menjadi idola lokal berkat gaya bermainnya yang eksplosif dan konsisten menghibur penonton di setiap laga.

Awal Karier dari Lapangan Kampung


Dicky BR, atau yang akrab disapa “Dicky BR Tasik”, lahir dan besar di wilayah selatan Tasikmalaya. Sejak kecil, ia sudah akrab dengan bola voli. Di kampungnya, olahraga ini bukan sekadar hobi, melainkan budaya yang diwariskan antar generasi. “Dulu saya sering nonton kakak-kakak main voli di lapangan desa. Dari situ mulai tertarik, walau awalnya cuma jadi pengambil bola,” ujar Dicky suatu kali dalam sebuah wawancara komunitas olahraga lokal.


Perjalanan Dicky tak langsung mudah. Ia memulai dari tarkam — turnamen antar kampung — yang sering digelar tanpa sponsor besar dan fasilitas memadai. Namun justru di lapangan sederhana itu, bakatnya mulai dikenal. Smash kerasnya yang kerap menembus blok lawan membuat banyak orang mulai memperhatikannya.

Gaya Bermain yang Khas dan Energik


Dicky dikenal sebagai pemain dengan gaya bermain cepat, agresif, dan berani mengambil risiko. Posisi andalannya adalah open spiker, meski ia juga kerap bermain fleksibel sesuai kebutuhan tim. Saat pertandingan, ia jarang diam. Setiap bola hidup menjadi kesempatan untuk menyerang atau bertahan dengan semangat tinggi.


Ciri khas Dicky ada pada loncatan vertikalnya yang tinggi dan ayunan tangan cepat, yang sering membuat lawan kesulitan membaca arah bola. Banyak penonton mengatakan bahwa permainan Dicky “selalu bikin jantung berdebar”, karena setiap smash-nya membawa ketegangan tersendiri. Tak jarang, penonton bersorak histeris ketika bola hasil pukulannya menukik tajam ke area pertahanan lawan.


Selain teknik, Dicky juga dikenal dengan mental bertanding yang kuat. Dalam kondisi tertekan, ia jarang terlihat panik. “Main di tarkam itu bukan cuma soal skill, tapi juga soal kepala dingin,” katanya suatu waktu. Ia menekankan pentingnya mengontrol emosi di lapangan agar tidak mudah terpancing suasana.

Dari Tarkam ke Turnamen Antar Daerah


Ketekunan Dicky akhirnya membuahkan hasil. Seiring waktu, ia mulai sering diundang memperkuat tim-tim dari luar kecamatan Tasikmalaya. Nama “Dicky BR” mulai terdengar di turnamen-turnamen seputaran Priangan Timur — Garut, Ciamis, hingga Banjar. Ia kerap tampil sebagai pemain pinjaman yang menjadi senjata utama tim untuk menembus babak final.


“Kalau sudah ada Dicky, tim itu biasanya susah dikalahkan,” ujar salah satu pelatih tarkam yang pernah membawanya. Keberadaan Dicky memang membawa perubahan signifikan dalam performa tim. Bukan hanya karena kemampuan individunya, tapi juga karena energinya menular ke rekan satu tim.


Di dunia tarkam, pemain seperti Dicky adalah aset berharga. Mereka bukan hanya pesenang lapangan, tetapi juga simbol semangat masyarakat. Banyak anak muda di Tasikmalaya yang kini menjadikan Dicky sebagai inspirasi untuk menekuni bola voli.

Kedisiplinan dan Semangat Latihan


Meski bermain di level tarkam, Dicky memiliki etos latihan seperti atlet profesional. Setiap pagi ia menyempatkan diri untuk latihan fisik ringan: jogging, skipping, dan latihan lompat. Di sore hari, ia bergabung dengan komunitas voli di desanya untuk latihan teknik. “Saya percaya kalau ingin dihargai, ya harus kerja keras. Walau cuma tarkam, tapi kita juga harus punya standar tinggi,” tuturnya.


Dicky juga terkenal sebagai pemain yang tidak pilih-pilih lawan. Baik turnamen kecil maupun besar, selama ada waktu, ia siap turun ke lapangan. “Main voli itu hiburan juga buat saya. Selama masih bisa loncat dan pukul bola, saya akan terus main,” ucapnya sambil tertawa.

Sosok Rendah Hati di Luar Lapangan


Di luar lapangan, Dicky adalah sosok yang ramah dan rendah hati. Banyak warga mengenalnya bukan hanya sebagai pemain berbakat, tapi juga pemuda yang sopan dan peduli lingkungan. Ia kerap membantu panitia lokal dalam menyiapkan lapangan sebelum turnamen dimulai, dari memasang net hingga menata kursi penonton.


Anak-anak di sekitar rumahnya sering datang untuk belajar teknik dasar voli darinya. Dicky tidak pelit ilmu. Ia bahkan rela mengajari mereka secara gratis. “Kalau bukan kita yang ngajarin, siapa lagi? Saya dulu juga belajar dari senior di kampung,” katanya.

Dukungan dari Keluarga dan Komunitas


Perjalanan Dicky tidak lepas dari dukungan keluarganya. Orang tua dan saudara-saudaranya selalu hadir menonton saat ia bertanding. “Ibu saya yang paling semangat. Kalau saya main, pasti duduk di bangku depan,” ujarnya sambil tersenyum. Dukungan itu menjadi bahan bakar semangat bagi Dicky untuk terus berkembang.


Selain itu, komunitas voli di Tasikmalaya juga memberikan dukungan besar. Mereka sering mengadakan sparing antar klub, mengundang pemain luar daerah, dan menjaga semangat olahraga tetap hidup. Dalam suasana itu, nama Dicky BR semakin dikenal sebagai simbol pemain voli lokal yang berprestasi.

Inspirasi bagi Generasi Muda


Kini, Dicky BR bukan sekadar pemain tarkam biasa. Ia telah menjadi ikon kecil bagi dunia voli di Tasikmalaya. Anak-anak muda sering menirukan gayanya, dari cara smash hingga selebrasinya setelah mencetak poin. Banyak pula yang termotivasi untuk ikut latihan voli karena melihat kegigihan Dicky.


“Selama kita punya niat dan kerja keras, tidak ada yang tidak mungkin,” pesan Dicky saat ditanya tentang rahasia suksesnya. Ia berharap ke depan, lebih banyak pemain daerah yang bisa menembus level profesional, membawa nama Tasikmalaya ke pentas nasional.

Harapan ke Depan


Meskipun sudah cukup dikenal di dunia voli tarkam, Dicky tidak berhenti bermimpi. Ia bertekad suatu hari bisa memperkuat klub profesional di ajang Proliga, liga tertinggi bola voli Indonesia. Untuk itu, ia terus menjaga performa dan menambah pengalaman dari berbagai turnamen.


“Kalau Tuhan izinkan, saya ingin main di Proliga. Biar bisa ngebuktiin kalau pemain kampung juga bisa bersaing,” ucapnya penuh keyakinan.


Dicky percaya, perjalanan panjangnya di dunia tarkam bukan sekadar hiburan, tapi juga pondasi menuju karier yang lebih besar. Baginya, voli bukan hanya olahraga, melainkan bagian dari hidup yang membentuk karakter, kedisiplinan, dan rasa persaudaraan.

Penutup


Dicky BR adalah contoh nyata bahwa talenta besar bisa lahir dari lapangan kecil. Dari tanah Tasikmalaya yang sederhana, ia menunjukkan bahwa semangat, kerja keras, dan cinta terhadap olahraga mampu mengangkat seseorang menjadi inspirasi banyak orang.


Di antara suara peluit dan teriakan penonton di setiap turnamen tarkam, nama Dicky BR akan selalu menggema — sebagai simbol harapan, perjuangan, dan kecintaan terhadap bola voli.


Share:

Update Transfer Pemain Proliga 2026: Syelomitha & Ratri ke Livin Mandiri, Pelatih JEP Colong Start

 Update Transfer Pemain Proliga 2026: Syelomitha & Ratri ke Livin Mandiri, Pelatih JEP Colong Start


Musim Proliga 2026 mulai memanas meski kompetisi baru akan



digelar beberapa bulan lagi. Bukan pertandingan yang jadi sorotan saat ini, melainkan bursa transfer pemain yang berlangsung begitu dinamis. Sejumlah tim mulai merombak skuad mereka untuk memperkuat diri menjelang musim baru. Salah satu kabar yang paling ramai dibicarakan adalah kepindahan dua pemain berbakat, Syelomitha dan Ratri, ke tim Livin Mandiri Jakarta, serta isu menarik mengenai pelatih Jakarta Elektrik PLN (JEP) yang disebut-sebut “colong start” dalam proses rekrutmen.



Livin Mandiri Siapkan Proyek Besar untuk Musim 2026

Livin Mandiri Jakarta tampaknya tak mau mengulang hasil kurang memuaskan pada musim 2025. Manajemen klub langsung bergerak cepat dengan membangun tim yang lebih solid. Dalam langkah mengejutkan, mereka berhasil mendatangkan dua nama besar di dunia voli putri nasional: Syelomitha dan Ratri.


Kedua pemain ini dikenal sebagai figur penting di kancah Proliga. Syelomitha, yang berposisi sebagai outside hitter, dikenal memiliki serangan tajam dan mental juara. Ia menjadi salah satu pemain paling konsisten dalam tiga musim terakhir. Sementara Ratri, middle blocker muda dengan kemampuan blocking tinggi, disebut-sebut sebagai salah satu prospek terbaik di Indonesia saat ini.

Kepindahan mereka ke Livin Mandiri langsung mendapat sambutan hangat dari para penggemar. Banyak yang menilai langkah ini sebagai sinyal keseriusan tim dalam membangun proyek besar jangka panjang. Pelatih Livin Mandiri juga dikabarkan tengah menyiapkan sistem permainan baru yang lebih cepat dan dinamis, menyesuaikan karakter dua pemain anyar tersebut.



Perombakan Besar: Strategi Baru Livin Mandiri


Sumber internal klub menyebut bahwa perekrutan Syelomitha dan Ratri hanyalah awal dari perombakan besar. Manajemen ingin mengubah wajah tim agar lebih kompetitif menghadapi rival-rival kuat seperti Bandung bjb Tandamata, Jakarta Pertamina Enduro, dan Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia.

Dengan kehadiran Syelomitha, sektor serangan sayap Livin Mandiri diperkirakan akan jauh lebih berbahaya. Sementara Ratri akan menjadi pilar penting dalam pertahanan di depan net. Keduanya juga membawa pengalaman dan semangat muda yang bisa memotivasi pemain lain.

Pelatih Livin Mandiri, yang belum lama diperpanjang kontraknya, menyebut bahwa kombinasi pemain senior dan junior akan menjadi kunci sukses tim musim depan. “Kami ingin bermain dengan tempo tinggi, menyerang cepat, dan bertahan rapat. Syelomitha dan Ratri cocok dengan filosofi itu,” ujarnya dalam sesi latihan perdana.


Reaksi Klub Lama dan Penggemar


Kepindahan dua pemain bintang tentu tak lepas dari reaksi emosional para penggemar klub lama mereka. Beberapa fans merasa kehilangan, terutama bagi tim yang selama ini menjadikan Syelomitha sebagai ikon. Namun, banyak juga yang memahami bahwa perpindahan ini adalah bagian dari perjalanan karier profesional.

Di media sosial, nama Syelomitha dan Ratri langsung menjadi trending topik di kalangan pecinta voli Indonesia. Banyak yang mengunggah ucapan selamat sekaligus harapan agar keduanya bisa sukses bersama tim barunya. Beberapa mantan rekan setim bahkan turut memberi komentar positif, menyebut Livin Mandiri sebagai “tempat yang tepat untuk berkembang.”


Pelatih JEP Diduga ‘Colong Start’


Sementara itu, bursa transfer Proliga 2026 juga diwarnai isu kurang sedap. Pelatih Jakarta Elektrik PLN (JEP) diduga melakukan pendekatan awal terhadap sejumlah pemain yang masih terikat kontrak dengan tim lain. Istilah “colong start” pun ramai diperbincangkan di kalangan pengamat voli nasional.

Menurut rumor yang beredar, pelatih JEP sudah melakukan komunikasi dengan beberapa pemain bahkan sebelum masa transfer resmi dibuka. Meskipun belum ada bukti konkret, kabar ini cukup mengguncang suasana karena dianggap melanggar etika kompetisi.

Federasi Bola Voli Indonesia (PBVSI) kabarnya tengah menelusuri kebenaran isu ini. Jika terbukti, tim JEP bisa mendapatkan sanksi administratif atau peringatan keras. Namun sejauh ini, pihak klub menegaskan bahwa semua proses perekrutan mereka berjalan sesuai aturan.

Pelatih JEP sendiri menanggapi rumor tersebut dengan santai. Ia menyebut bahwa dirinya hanya melakukan komunikasi non-formal dan tidak ada kesepakatan kontrak yang melanggar regulasi. “Saya hanya berbicara dengan beberapa pemain mengenai potensi kerja sama di masa depan. Tidak ada kesepakatan resmi,” ujarnya.


Dampak Terhadap Kompetisi


Situasi ini tentu menambah warna dalam perjalanan menuju Proliga 2026. Di satu sisi, kepindahan pemain seperti Syelomitha dan Ratri memperkuat dinamika kompetisi, membuat liga semakin menarik. Di sisi lain, isu perekrutan dini yang dilakukan oleh pelatih JEP menimbulkan perdebatan tentang etika profesional di dunia voli Indonesia.

Pengamat olahraga, Budi Hartanto, menilai bahwa fenomena seperti ini sebenarnya wajar dalam olahraga profesional. “Dalam kompetisi modern, perebutan pemain berbakat adalah hal biasa. Yang penting adalah semua pihak mematuhi regulasi dan menjaga sportivitas,” ujarnya.

Namun, ia juga menegaskan bahwa federasi harus memperkuat sistem transfer agar lebih transparan dan adil bagi semua klub. Hal ini penting agar tidak muncul kecurigaan yang bisa merusak citra liga.


Peta Kekuatan Tim Proliga 2026


Dengan berbagai pergerakan transfer yang terjadi, peta kekuatan tim di Proliga 2026 tampak mulai bergeser. Livin Mandiri kini muncul sebagai salah satu kandidat kuat untuk bersaing di papan atas. Sementara Jakarta Elektrik PLN, dengan rumor rekrutmen besar-besaran, juga berpotensi menjadi ancaman baru.

Tim-tim lain seperti Bandung bjb Tandamata dan Gresik Petrokimia pun tentu tak tinggal diam. Mereka disebut sedang memantau beberapa pemain potensial dari level universitas dan klub daerah untuk memperkuat kedalaman skuad.

Satu hal yang pasti, Proliga 2026 menjanjikan kompetisi yang jauh lebih ketat dan menarik. Perpindahan pemain top dan strategi baru setiap klub akan menghadirkan pertarungan sengit di setiap pertandingan.


Penutup: Awal Era Baru Proliga


Transfer Syelomitha dan Ratri ke Livin Mandiri bukan sekadar perpindahan biasa. Ini adalah simbol perubahan arah kompetisi voli putri Indonesia menuju era yang lebih profesional dan kompetitif. Langkah berani Livin Mandiri bisa menjadi contoh bagi klub lain untuk lebih visioner dalam membangun tim.

Di sisi lain, isu pelatih JEP yang “colong start” menjadi pengingat bahwa profesionalisme dan etika tetap harus dijaga di balik ambisi besar. Persaingan sehat adalah fondasi agar Proliga terus berkembang dan menjadi kebanggaan olahraga nasional.

Dengan berbagai dinamika yang terjadi di bursa transfer, Proliga 2026 diyakini akan menjadi musim yang penuh kejutan dan kisah menarik — baik di dalam maupun di luar lapangan.

Share:

Monday, October 20, 2025

Boy Arnes Raih Penghargaan Individu di Livoli Divisi Utama: Bukti Konsistensi dan Kelasnya di Lapangan

 Boy Arnes Raih Penghargaan Individu di Livoli Divisi Utama: Bukti Konsistensi dan Kelasnya di Lapangan



Livoli Divisi Utama kembali menjadi sorotan setelah menampilkan pertandingan-pertandingan penuh gengsi antar klub voli terbaik tanah air. Namun di balik gemuruh sorak penonton dan ketatnya persaingan tim, sosok Boy Arnes berhasil mencuri perhatian dengan performa impresifnya yang berujung pada penghargaan individu bergengsi.



Boy Arnes dikenal sebagai salah satu pemain yang memiliki kombinasi lengkap antara teknik, ketenangan, dan semangat juang tinggi. Dalam kompetisi Livoli Divisi Utama tahun ini, ia tampil konsisten sejak babak penyisihan hingga partai penentuan. Aksi-aksinya di lapangan kerap menjadi pembeda, terutama ketika timnya berada di situasi sulit.



Penghargaan individu yang diraih Boy Arnes bukanlah keberuntungan semata, melainkan hasil dari dedikasi dan kerja kerasnya selama bertahun-tahun. Ia dikenal disiplin dalam latihan dan selalu berusaha meningkatkan performanya di setiap pertandingan. Tak heran jika para pelatih dan pengamat voli menilai penghargaan ini sangat layak diberikan kepadanya.



Dalam wawancara usai penyerahan penghargaan, Boy Arnes menyampaikan rasa syukurnya. Ia menegaskan bahwa prestasi ini bukan hanya miliknya, melainkan hasil kerja sama seluruh tim dan dukungan para suporter. “Saya hanya berusaha memberikan yang terbaik untuk tim. Penghargaan ini motivasi untuk terus berkembang,” ujarnya dengan rendah hati.



Keberhasilan Boy Arnes di Livoli Divisi Utama menjadi inspirasi bagi banyak pemain muda di Indonesia. Ia membuktikan bahwa konsistensi dan semangat pantang menyerah bisa membawa seorang atlet mencapai puncak prestasi, sekaligus mengharumkan nama daerah dan klub yang dibelanya.



Share:

DITA AINULROHMAH PEMAIN BOLA VOLI PUTRI TARKAM TASIKMALAYA

DITA AINULROHMAH PEMAIN BOLA VOLI PUTRI TARKAM TASIKMALAYA




Dita Ainulrohmah, nama yang kini mulai sering terdengar di lapangan voli tarkam Tasikmalaya, adalah sosok pemain muda yang penuh semangat dan bakat alami. Dikenal dengan gaya bermain yang energik dan fokus tinggi, Dita menjadi salah satu andalan tim putri di berbagai turnamen antar kampung (tarkam) di wilayah Priangan Timur.


Sejak kecil, Dita sudah menunjukkan ketertarikan pada olahraga bola voli. Ia sering ikut berlatih bersama para seniornya di lapangan desa, meski saat itu masih duduk di bangku sekolah dasar. Kecintaannya terhadap voli membuatnya terus berlatih keras, bahkan di luar jam latihan resmi. Ketekunan inilah yang membentuk tekniknya yang solid, terutama dalam servis dan receive bola.


Di setiap pertandingan, Dita selalu tampil penuh percaya diri. Ia bukan hanya mengandalkan kekuatan, tetapi juga kecerdasan membaca arah bola dan strategi lawan. Rekan setimnya sering menyebut Dita sebagai “otak lapangan” karena kemampuannya mengatur tempo permainan dengan tenang meski dalam tekanan.


Selain skill bermain yang mumpuni, kepribadian Dita juga menjadi daya tarik tersendiri. Ia dikenal rendah hati dan mudah bergaul dengan siapa saja, baik sesama pemain maupun penonton. Sikap sportif dan semangat juangnya menjadikannya inspirasi bagi banyak pemain voli muda di Tasikmalaya.


Ke depan, Dita Ainulrohmah bertekad untuk terus berkembang dan membawa nama Tasikmalaya lebih dikenal di dunia voli daerah. Dengan semangat dan kerja kerasnya, bukan tidak mungkin Dita akan melangkah lebih jauh ke level yang lebih tinggi, mewakili daerah bahkan provinsi.


Dita adalah contoh nyata bahwa dari lapangan tarkam pun bisa lahir bintang-bintang olahraga berprestasi. Ia membuktikan bahwa asal ada niat dan usaha, mimpi untuk bersinar di dunia voli bukanlah hal yang mustahil.

Share:

Thursday, October 16, 2025

Yusup, Quicker Andalan dari Tasik Selatan: Kecepatan dan Semangat yang Tak Pernah Padam

 Yusup, Quicker Andalan dari Tasik Selatan: Kecepatan dan Semangat yang Tak Pernah Padam




Di lapangan-lapangan tarkam (antar kampung) wilayah Tasik Selatan, nama Yusup sudah tidak asing lagi. Ia dikenal sebagai salah satu pemain bola voli paling gesit dengan posisi khasnya sebagai quicker — posisi yang menuntut refleks cepat, lompatan tinggi, dan akurasi pukulan yang mematikan.


Awal Mula Karier Tarkam


Yusup mulai mengenal bola voli sejak duduk di bangku SMP. Saat teman-temannya masih sibuk bermain sepak bola, ia lebih tertarik pada permainan bola voli yang menuntut kerja sama dan ritme cepat. Berbekal semangat dan latihan keras di lapangan desa, perlahan namanya mulai dikenal di berbagai turnamen tarkam sekitar Tasik Selatan.


“Awalnya cuma main iseng, tapi lama-lama keterusan karena seru dan bikin ketagihan,” kata Yusup sambil tersenyum.


Ciri Khas Seorang Quicker Sejati


Sebagai quicker, Yusup memiliki kecepatan tangan dan reaksi yang luar biasa. Ia sering mencetak poin melalui serangan cepat yang membuat lawan tidak sempat membentuk blok. Dengan tubuh yang tidak terlalu tinggi, ia membuktikan bahwa dalam voli, kecepatan dan timing bisa mengalahkan postur.


Bukan hanya itu, Yusup juga dikenal sebagai pemain yang selalu membangkitkan semangat tim. Ia kerap memberi motivasi di tengah pertandingan, baik saat tim unggul maupun tertinggal. “Main voli itu bukan cuma soal teknik, tapi juga soal hati,” ujarnya.


Pahlawan Lapangan Tarkam


Meski belum pernah tampil di level profesional, Yusup menjadi idola lokal di setiap turnamen antar kampung. Sorakan penonton sering terdengar begitu namanya disebut. Banyak warga datang hanya untuk melihat aksinya melakukan quick smash yang khas — cepat, keras, dan sulit ditebak.


“Kalau Yusup main, suasana lapangan pasti hidup,” ujar salah satu warga Tasik Selatan.


Harapan ke Depan


Kini, Yusup tidak hanya bermain untuk bersenang-senang. Ia juga aktif melatih anak-anak muda di desanya agar bola voli tetap hidup di Tasik Selatan. Ia percaya, dengan latihan dan disiplin, siapa pun bisa menjadi pemain hebat tanpa harus keluar dari kampung halaman.


“Yang penting niat dan latihan terus. Dari tarkam pun bisa jadi juara,” katanya mantap.


Penutup


Kisah Yusup adalah contoh nyata bahwa semangat dan kecintaan terhadap olahraga bisa tumbuh dari mana saja. Dari lapangan sederhana di Tasik Selatan, ia membuktikan bahwa seorang pemain tarkam pun bisa menjadi legenda di mata masyarakatnya

Share:

Wednesday, October 15, 2025

Bilkis, Sang Tembok Pertahanan dari SMK Al-Huda

 Bilkis, Sang Tembok Pertahanan dari SMK Al-Huda



Di balik setiap tim voli yang tangguh, selalu ada sosok yang tak banyak disorot namun punya peran besar di lapangan — dialah sang libero. Dari SMK Al-Huda, muncul nama Bilkis, seorang libero muda yang dikenal dengan refleks cepat, ketenangan, dan semangat juangnya yang luar biasa.


Awal Mula Perjalanan


Bilkis mulai menekuni bola voli sejak duduk di bangku SMP. Ketertarikannya pada olahraga ini bermula dari sering menonton pertandingan voli di televisi dan melihat bagaimana pemain bertahan berjuang menyelamatkan bola dari serangan lawan. Saat masuk ke SMK Al-Huda, ia langsung bergabung dengan ekstrakurikuler voli dan menunjukkan bakat yang menonjol.


“Dulu saya sering dianggap kecil untuk jadi pemain depan, tapi justru dari situ saya belajar jadi libero. Saya ingin menunjukkan kalau ukuran tubuh bukan halangan untuk jadi pemain penting di tim,” ujar Bilkis dengan senyum semangatnya.


Peran dan Gaya Bermain


Sebagai libero, Bilkis dikenal cepat membaca arah bola dan punya kemampuan passing yang stabil. Ia juga kerap menjadi penyemangat di tengah pertandingan, terutama saat timnya mulai kehilangan ritme permainan.

Menurut pelatih tim voli SMK Al-Huda, Bilkis adalah pemain yang punya mental baja. “Dia jarang panik di situasi sulit. Justru saat lawan menekan, Bilkis makin fokus. Itu yang bikin dia istimewa,” katanya.


Prestasi dan Semangat Juang


Bersama tim voli SMK Al-Huda, Bilkis telah menorehkan beberapa prestasi di tingkat kabupaten dan antar-sekolah. Salah satunya adalah juara dua turnamen voli antar SMK se-kota tahun lalu. Meski belum puas, ia menjadikan pengalaman itu sebagai motivasi untuk terus berlatih dan memperbaiki diri.


“Yang paling penting bukan hanya menang, tapi terus belajar dari setiap pertandingan,” tutur Bilkis.


Inspirasi untuk Teman Sebaya


Bilkis menjadi inspirasi bagi banyak siswa di SMK Al-Huda, terutama bagi mereka yang sering merasa ragu dengan kemampuan diri. Ia membuktikan bahwa kerja keras, disiplin, dan keyakinan bisa membawa seseorang ke puncak prestasi — bahkan di posisi yang jarang disorot sekalipun.


Bilkis bukan hanya seorang pemain libero. Ia adalah simbol ketangguhan, kerja sama, dan semangat pantang menyerah dari SMK Al-Huda.

Dengan dedikasinya di lapangan, Bilkis telah membuktikan bahwa menjadi benteng terakhir bukan berarti berada di belakang — justru di sanalah kemenangan mulai dibangun.

Share:

Menuju Panggung Final Four: Latar Belakang dan Harapan

 Menuju Panggung Final Four: Latar Belakang dan Harapan


Musim kompetisi Livoli Divisi Utama 2025 telah memasuki fase paling menegangkan: Final Four. Semua klub berstatus putri sudah membuktikan diri pada babak reguler maupun putaran lanjutan, dan kini tinggal empat tim terbaik yang saling berhadapan untuk memperebutkan tiket ke Grand Final. Salah satu laga yang menyita perhatian publik adalah pertemuan antara Petrokimia Gresik Pupuk Indonesia (juara bertahan) melawan TNI AU Electric.



Sejak awal musim, Petrokimia memang dianggap sebagai favorit kuat. Mereka tampil konsisten, sedikit goyah dalam beberapa pertandingan, tetapi secara umum menunjukkan kestabilan performa. Sementara TNI AU Electric juga tidak bisa dipandang remeh — mereka memiliki potensi, karakter militan, dan kerap melakukan kejutan-kejutan di pertandingan penting. Pertarungan ini pun dianggap sebagai duel klasik: tim mapan menghadapi tim yang haus prestasi.


Duel Final Four: Petrokimia Tundukkan TNI AU 3–1


Di hari pertandingan Final Four, Petrokimia menghadapi TNI AU dengan strategi matang. Meski sempat kecolongan set pertama, tim asal Gresik ini berhasil bangkit dan mengunci kemenangan 3–1 melalui set skor 22‑25, 25‑23, 25‑17, 25‑18. 



Beberapa momen penting dalam pertandingan tersebut:


Set Pertama: TNI AU tampil agresif dan memberi tekanan langsung ke lini pertahanan Petrokimia, memanfaatkan variasi serangan dan kecepatan. Mereka mampu menutup set ini dengan skor 25‑22. Petrokimia tampak sedikit terkejut dan belum menemukan ritme terbaiknya. 



Set Kedua: Petrokimia memperbaiki komunikasi, terutama di sektor receive dan koordinasi blok. Perbaikan ini memungkinkan mereka mengendalikan tempo permainan dan menyamakan kedudukan. Skor ketat 25‑23 menunjukkan betapa sengit perlawanan TNI AU meski pada akhirnya kalah tipis. 



Set Ketiga: Titik balik terjadi di set ini. Petrokimia memanfaatkan kelemahan lawan, menjalankan serangan terbuka yang variatif dan membangun pertahanan solid. TNI AU mulai kehilangan momentum. Skor 25‑17 menunjukkan dominasi lebih jelas. 



Set Keempat: TNI AU berusaha bangkit dan memaksa pertarungan hingga set penentuan (rubber set), namun konsistensi mereka menurun. Petrokimia tetap menjaga disiplin dan meyakinkan kemenangan di set ini dengan skor 25‑18. 


Kemenangan ini memperkokoh posisi Petrokimia di puncak klasemen sementara Final Four dan membuka peluang besar mereka untuk mempertahankan gelar juara. 


Faktor Penentu Kemenangan Petrokimia


Beberapa faktor yang menjadi penentu kemenangan tim Petrokimia dalam duel ini antara lain:


Adaptasi Taktik Cepat

Meski sempat kelabakan di set pertama, Petrokimia cepat menyusun ulang strategi, memperbaiki error, dan menyesuaikan pola permainan agar tidak terus-menerus ditekan. Adaptasi ini krusial agar mereka bisa kembali kompetitif dalam pertandingan.


Konsistensi Servis dan Blok yang Kuat

Pada set-set berikutnya, Petrokimia cukup piawai dalam menjaga servis agar tidak mudah dikembalikan serta memperkuat blok menjadi salah satu benteng utama. Kombinasi ini menekan efektifitas serangan TNI AU.


Transisi Serangan Terbuka & Kombinasi

Selain andalkan smash keras, Petrokimia juga menggunakan variasi seperti tip, serangan silang, dan variasi dari sayap agar lawan sulit membaca pola. Keberagaman serangan ini memecah konsentrasi pertahanan TNI AU.


Mental dan Disiplin Poin Akhir

Di poin-poin kritis — jelang akhir set ketiga dan keempat — Petrokimia mampu lebih tenang dan disiplin, sementara TNI AU mulai menunjukkan inconsistensi (error-­error sendiri). Sikap tenang pada saat krusial ini menjadi pembeda.


Efisiensi Lawan yang Menurun

TNI AU sendiri mengakui bahwa mereka kehilangan momentum di saat penting, dan kesalahan-kesalahan pribadi turut memperburuk posisi mereka. 


Reaksi Tim dan Pelatih

Pelatih Petrokimia, Ayub Hidayat, mengaku puas dengan sikap profesional timnya. Ia memuji konsistensi dan fokus pemain dalam memaksimalkan setiap poin penting. Menurutnya, meskipun sempat lengah di awal, pemainnya mampu cepat kembali ke ritme yang diinginkan. 


Sementara itu, pelatih TNI AU, Alim Suseno, menyebut bahwa timnya belum tampil maksimal. Ia mengaku banyak momentum yang hilang akibat kesalahan sendiri, khususnya ketika tekanan sudah tinggi. Meski begitu, ia menegaskan bahwa pertandingan ini akan menjadi evaluasi penting bagi pengembangan tim ke depan. 



Para pemain kedua klub juga memberikan komentar positif dan introspektif. Dari pihak Petrokimia, pemain merasa bangga bisa menunjukkan karakter kuat dan memastikan kemenangan penting. Dari pihak TNI AU, ada kesadaran bahwa meskipun kalah mereka harus bangkit dan belajar dari pertandingan ini.


Dampak Kemenangan dan Peluang ke Grand Final


Dengan kemenangan ini, Petrokimia semakin kokoh di posisi puncak klasemen Final Four. Di tahap Final Four, setiap tim bermain dalam sistem pool, dan dua tim terbaik akan menuju Grand Final. Petrokimia telah menunjukkan performa sempurna sejauh ini, dan kemenangan atas TNI AU semakin memperkuat peluang mereka. 

Menurut hasil-hasil lain dalam Final Four, Petrokimia juga sempat menundukkan Surabaya Bank Jatim 3–0 untuk memastikan tiket ke Grand Final. 

Untuk TNI AU, meskipun ada kekalahan, mereka masih berpeluang memperbaiki posisi untuk bisa ikut dalam perebutan gelar tertinggi jika mampu menang di laga sisa dan memanfaatkan hasil tim lain.


Pelajaran dan Prospek ke Depan


Pertandingan Petrokimia vs TNI AU dalam Final Four Livoli 2025 menyimpan beberapa pelajaran menarik:


Tidak selalu tim favorit bisa langsung mendominasi; bahkan mereka harus siap menyesuaikan diri jika lawan memberi kejutan.


Konsistensi fisik dan mental sangat penting dalam rangkaian pertandingan panjang seperti babak Final Four.


Strategi adaptif (bloking, servis, variasi serangan) menjadi elemen krusial agar tidak mudah ditebak lawan.


Evaluasi kekalahan juga sama pentingnya; TNI AU boleh kalah hari ini, tapi pelajaran dari pertandingan ini bisa jadi modal penting di masa mendatang.


Bagi Petrokimia, kemenangan ini menjadi modal besar dalam misi mempertahankan gelar. Bagi TNI AU, meski langkahnya tertahan, semangat perjuangan masih terbuka, terutama bila mereka mampu memperbaiki kelemahan-kelemahan yang muncul.

Share:

Tuesday, October 14, 2025

Edo Tijar: Wajah Baru di Dunia Voli Tarkam Tasikmalaya

 Edo Tijar: Wajah Baru di Dunia Voli Tarkam Tasikmalaya



Di dunia bola voli Indonesia, terutama di ranah tarkam (turnamen kampung / lokal), muncul banyak nama-nama baru yang menebar reputasi lewat ketajaman smes, service, dan kemauan keras. Salah satu di antaranya adalah Edo Tijar, pemain voli asal Tasikmalaya yang mulai mencuri perhatian komunitas pecinta voli di Priangan Timur.


Awal Mula dan Latar Belakang


Edo Tijar tak tercatat di media nasional besar, namun namanya muncul di video duel antar pemain lokal, seperti duel seru melawan Deni Adriana dalam kanal YouTube “RJSport Channel” tentang pertandingan alumni SMK Al‑Huda Tasikmalaya. 

YouTube

 Video tersebut menunjukkan bagaimana Edo tampil penuh semangat dalam pertandingan voli tarkam, membalas smes lawan dengan agresif namun tetap sportivitas. 

YouTube


Meski belum ada catatan resmi mengenai klub tempat ia bernaung atau organisasi formalnya, publik mengenalnya sebagai atlet lokal yang aktif dalam kompetisi antar kampung atau antar klub lokal di Tasikmalaya dan sekitarnya. Di ranah voli lokal, sering muncul pertandingan “tarkam” seperti itu—pertandingan yang khas diadakan di lapangan sederhana, di lingkungan desa atau kota kecil, dengan semangat kebersamaan dan kompetisi lokal.


Gaya Permainan dan Keunggulan


Melihat videonya, ada beberapa ciri khas permainan Edo Tijar:


Smes agresif: Edo tidak takut menyerang, sering melakukan smes keras – hal yang menjadi daya tarik di laga-laga lokal.


Mental adu langsung: Di pertandingan yang intens, ia berani langsung melawan lawan dengan saling balas spike, menunjukkan keberanian dan daya juang tinggi.


Adaptasi lapangan minimalis: Karena sering bermain di lapangan tradisional (lapangan kampung, pasir campuran, atau lapangan sederhana), ia terbiasa bermain dengan kondisi yang tak ideal—ketidakrataan, terpaan angin, atau kualitas net dan lapangan yang sederhana.


Permainan seperti itu adalah ciri penting para pemain voli tarkam: harus punya fleksibilitas, daya tahan fisik, dan kreativitas untuk “mengakali” kondisi lapangan kurang optimal.


Tantangan dan Hambatan


Menjadi pemain voli tarkam di kota seperti Tasikmalaya bukan perkara mudah. Beberapa tantangan yang dihadapi Edo (dan pemain lain di kategori sama) antara lain:


Kurangnya eksposur media

Banyak pertandingan lokal tak didokumentasikan secara luas. Video mungkin tersebar di kanal YouTube lokal atau media sosial komunitas, tapi jarang mencapai liputan media olahraga besar.


Pembiayaan dan dukungan fasilitas

Latihan rutin, transportasi ke turnamen, dan biaya pemeliharaan peralatan (bola, alas, sepatu) menjadi beban nyata. Tidak sedikit pemain lokal bertumpu pada dukungan komunitas atau sponsor kecil.


Standar keolahragaan

Agar bisa naik ke level provinsi atau nasional, perlu adaptasi ke standar lebih tinggi: pola latihan terprogram, pelatih bersertifikasi, persyaratan teknik dan taktik modern.


Keterbatasan jaringan kompetisi formal

Meski banyak turnamen lokal, akses ke liga amatir formal atau ke pengurus klub voli yang diakui lebih luas sering sulit.


Potensi dan Harapan


Meski demikian, Edo Tijar memiliki potensi nyata sebagai salah satu titik penghubung antara dunia voli tarkam lokal dan skala yang lebih tinggi. Beberapa harapan dan peluangnya:


Menjadi wakil lokal di turnamen provinsi/regional

Jika mendapat dukungan dan akses ke ajang seperti Porprov, POPDA, atau kejuaraan antar klub Jawa Barat, Edo bisa menunjukkan kemampuannya di panggung lebih besar.


Jembatan antara komunitas lokal dan pembinaan formal

Karena akarnya dari komunitas lokal, keberhasilan Edo bisa menjadi inspirasi dan pintu bagi pemain kampung agar mendapat perhatian dari klub formal atau pelatih profesional.


Branding diri sebagai pemain “tarkam profesional”

Dengan dokumentasi video yang baik dan prestasi di ajang lokal/regional, Edo bisa membangun reputasi yang menarik sponsor atau peluang organisasi olahraga kota/provinsi.


Mentor bagi generasi muda lokal

Setelah sukses, Edo bisa ikut terlibat membina pemain muda di kampungnya, memberikan pelatihan, memberikan motivasi agar talenta lokal tak hilang.


Konteks Voli Tasikmalaya dan Klub Lokal


Untuk memahami latar belakang lingkungan tempat Edo berkompetisi, penting melihat struktur voli di Tasikmalaya:


Klub TSH Tasikmalaya

Klub ini menjadi salah satu organisasi voli terbesar di kota tersebut. TSH (Tunas Harapan) aktif membina atlet dari jenjang sekolah hingga umum, dan kerap ikut kejuaraan antar klub di Jawa Barat. 

koransinarpagijuara.com

 Meski belum ada catatan publik jelas bahwa Edo tergabung ke TSH, kemungkinan besar pemain lokal seperti dia pernah berinteraksi atau ikut dalam kegiatan klub seperti ini.


Turnamen lokal / kampung

Di Tasikmalaya sering diadakan turnamen antar desa atau komunitas, seperti “H. Ade Sugianto Cup” di Kabupaten Tasikmalaya yang melibatkan banyak tim lokal. 

Kabar Singaparna

 Turnamen semacam ini menjadi panggung langsung para pemain seperti Edo mengekspresikan kemampuan mereka di depan publik lokal.


Dukungan komunitas

Pecinta voli lokal, pengurus desa, sekolah, ataupun sponsor lokal bisa memberikan dukungan penting bagi pemain seperti Edo—baik dalam bentuk pendanaan, penyediaan lapangan, atau media promosi.


Kisah Duel dan Inspirasi Lokal


Salah satu momen menarik dalam perjalanan Edo adalah duel sengit melawan Deni Adriana (dalam video “Edo Tijar VS Deni Adriana ! Duel Sengit Alumni SMK Al‑Huda Tasikmalaya”). 

YouTube

 Video tersebut bukan hanya memperlihatkan teknik, tetapi juga mental bertanding dan bagaimana kedua pemain mempertahankan semangat meski kondisi pemain lelah atau tekanan dari penonton. Keberanian Edo dalam duel tersebut menjadi bukti bahwa ia tak sekadar “main santai”—ada ambisi dan semangat kompetitif yang kuat.


Kisah seperti itu sering menjadi viral kecil di komunitas lokal dan memberi pengaruh besar: memotivasi pemain muda melihat bahwa dari kampung pun bisa muncul “pertarungan besar.”


Strategi Agar Maju ke Level Lebih Tinggi


Agar Edo Tijar bisa naik kelas, beberapa strategi yang patut dipertimbangkan:


Dokumentasi dan eksposur

Rekam pertandingan, bagikan highlight di YouTube/Instagram, gunakan media sosial lokal agar lebih dikenal.


Ikut turnamen resmi

Cari kompetisi antar klub, provinsi atau kota, dan coba daftar jika memungkinkan. Penting agar mendapat pengakuan formal.


Pelatihan dengan pelatih terlatih

Bekerja sama dengan pelatih bersertifikasi atau klub di Kota besar agar teknik dan strategi makin matang.


Kolaborasi dengan klub formal

Jika klub seperti TSH atau klub kabupaten tertarik, jalin kerjasama atau jadi pemain tamu dalam kompetisi mereka.


Menjaga kondisi fisik dan mental

Latihan fisik (kekuatan, kecepatan, daya tahan), serta latihan mental agar siap dalam pertandingan penting.


Penutup


Edo Tijar adalah salah satu potret menarik dari dunia voli lokal di Tasikmalaya: seseorang yang tak bergantung pada sorotan media besar, namun tetap menunjukkan semangat juang dan bakat lewat arena- arena sederhana. Dalam dunia yang semakin mengapresiasi olahraga prestasi, sosok seperti Edo punya peluang menjadi figur jembatan—menghubungkan dunia “tarkam” dengan dunia voli formal.


Dengan dukungan yang tepat—media, pelatih, klub—Edo bisa menjadi contoh bahwa bakat dari kampung tak harus tetap di kampung: ia bisa naik dan memberi inspirasi ke generasi muda di Tasikmalaya dan Jawa Barat.

Share:

AR Dicky: Dari Lapangan Proliga ke Jalan Baru Kehidupan

AR Dicky: Dari Lapangan Proliga ke Jalan Baru Kehidupan



AR Dicky mungkin bukan nama yang asing bagi para penggemar bola voli Indonesia, khususnya mereka yang mengikuti kompetisi Proliga beberapa tahun terakhir. Sebagai salah satu pemain muda yang sempat bersinar di kancah nasional, Dicky dikenal dengan gaya bermain agresif, ketenangan dalam tekanan, serta semangat juang yang tak pernah padam di lapangan.


Awal Karier: Tumbuh dari Bola Voli Sekolah


Perjalanan Dicky dimulai dari lapangan sederhana di lingkungan sekolah menengahnya. Berkat postur tubuh yang ideal dan insting bermain yang tajam, ia dengan cepat menarik perhatian pelatih daerah dan mulai mengikuti berbagai kejuaraan antarpelajar.


Bakatnya kemudian mengantarkannya ke tim-tim besar dalam kompetisi nasional. Nama


AR Dicky
mulai naik daun saat memperkuat salah satu klub besar di Proliga, liga bola voli paling bergengsi di Indonesia.


Puncak Karier di Proliga


Di masa keemasannya, Dicky dikenal sebagai salah satu open spiker andalan dengan smash keras dan tajam yang kerap merepotkan lawan. Ia juga memiliki kemampuan block yang solid serta kemampuan membaca permainan yang mumpuni.


Beberapa musim ia jalani dengan konsisten, membawa timnya masuk ke babak final bahkan meraih podium. Meski tidak selalu menjadi sorotan utama media, Dicky adalah sosok "pemain tim" yang dibutuhkan oleh setiap pelatih—pekerja keras, disiplin, dan rendah hati.


Memilih Jalan Baru


Setelah beberapa musim di Proliga, Dicky mengambil keputusan mengejutkan: pensiun dini dari dunia profesional. Keputusan ini menimbulkan pertanyaan di kalangan penggemar, namun bagi Dicky, itu adalah bagian dari rencana hidup yang lebih besar.


Dalam beberapa wawancara, Dicky mengungkapkan keinginannya untuk membina generasi muda dan mengembangkan bola voli di daerah. Ia kini aktif melatih di akademi bola voli serta menjadi motivator bagi atlet muda, membagikan pengalamannya agar bisa menginspirasi.


Sosok yang Menginspirasi


AR Dicky adalah contoh nyata bahwa sukses tak selalu tentang piala atau popularitas. Ia membuktikan bahwa seorang atlet bisa memiliki pengaruh besar bahkan setelah meninggalkan sorotan. Komitmennya terhadap pengembangan olahraga di akar rumput menjadi bukti bahwa semangat sejati seorang atlet tidak berhenti di garis akhir pertandingan.


Penutup


AR Dicky mungkin telah meninggalkan dunia Proliga, tetapi jejaknya tetap tertinggal di hati para penggemar dan atlet muda. Kisahnya adalah pengingat bahwa setiap akhir adalah awal yang baru—dan bahwa di balik keheningan sorotan, ada banyak kontribusi nyata yang tak kalah bermakna.

Share:

Monday, October 13, 2025

zarex soak pemain volitarkam asal kabupaten tasik malaya yang pernah masuk livoli

     


   

 

Zarex Soak: Dari Lapangan Becek ke Arena Livoli, Kisah Inspiratif Anak Kampung dari Tasikmalaya

Di tengah hamparan sawah dan suara gamelan khas Sunda yang mengalun lembut dari pengeras suara masjid, nama Zarex Soak mulai dikenal bukan karena ia seorang seniman atau tokoh politik, melainkan karena aksi gilanya di lapangan voli tarkam (antar kampung). Pria yang lahir dan besar di salah satu desa kecil di Kabupaten Tasikmalaya ini menjelma menjadi ikon tarkam karena semangat dan gaya mainnya yang tak biasa: penuh semangat, tanpa alas kaki, dan kerap memakai kaos oblong sobek dengan celana pendek peninggalan kakaknya.

Awal Mula: Bola Voli dari Ban Bekas dan Net Tali Rafia

Lahir dengan nama Zarex Soak Ramdani, ia besar di kampung yang listriknya baru stabil saat ia duduk di kelas 5 SD. Ia mengenal bola voli bukan dari televisi, melainkan dari ban motor bekas yang dibentuk bulat dan dijadikan bola seadanya. Bersama teman-teman sekampungnya, mereka membangun lapangan di tengah sawah dengan net dari tali rafia dan tiang dari bambu.

“Dulu mah main voli bukan karena pengen jadi atlet. Cuma biar nggak disuruh ikut ke sawah,” kenang Zarex sambil tertawa, saat diwawancarai di sebuah warung kopi dekat rumahnya.

Namun siapa sangka, dari candaan dan sekadar menghindari kerja sawah, Zarex mulai menunjukkan potensi. Pukulan servisnya keras, lompatannya tinggi, dan yang paling khas: dia selalu tampil seperti orang yang “kesurupan semangat”, membuat penonton teriak-teriak tiap kali dia menyerang.

Naik Daun di Dunia Tarkam: Raja Hadiah Satu Dus Mi Instan

Pada usia 17 tahun, Zarex mulai diundang main oleh berbagai tim tarkam di kecamatan lain. Ia dikenal sebagai pemain serba bisa — bisa tosser, spiker, bahkan kadang jadi libero kalau dibutuhkan. Tapi yang paling diingat orang adalah ekspresi wajahnya saat bermain: penuh emosi, serius, tapi selalu diakhiri dengan senyum konyol ke arah penonton.

“Satu hari bisa main 3 kali di 3 kecamatan berbeda. Kadang naik motor bonceng tiga, bawa net sendiri,” cerita Rudi, teman satu timnya.

Hadiah yang didapat tidak besar. Kadang hanya satu dus mi instan, kadang sepasang sepatu bekas, atau uang transport yang tak cukup beli bensin. Tapi Zarex tidak peduli. “Yang penting bisa main dan ditonton orang sekampung,” katanya.

Viral di Medsos: “Spiker Sakti dari Tasik”

Segalanya berubah ketika sebuah video aksinya saat memblok smash dengan kepala viral di TikTok dan Instagram. Netizen menjulukinya “Spiker Sakti dari Tasik”. Gerakannya memang tak seperti atlet profesional, tapi semangat dan kreativitasnya luar biasa.

Tak lama, Zarex dihubungi oleh salah satu klub voli semi-profesional dari Jawa Tengah yang tengah mencari pemain untuk kompetisi Livoli Divisi I. Awalnya ia mengira itu prank. Tapi setelah dikonfirmasi, ia nekat naik bus sendiri ke tempat seleksi. Dengan sepatu pinjaman dan jersey bekas, ia lolos.

Menembus Livoli: Mimpi yang Tak Pernah Ia Mimpikan

Masuknya Zarex ke Livoli (Liga Bola Voli Indonesia) jadi kejutan. Ia bukan anak klub, bukan jebolan PPLP, bahkan tak punya pelatih profesional. Tapi ia membuktikan bahwa bakat alami dan semangat bisa menyaingi sistem.

Di Livoli, ia sempat kesulitan adaptasi. "Mainnya sudah bukan adu seru-seruan lagi, tapi strategi dan konsistensi," katanya. Tapi Zarex belajar. Ia bangun paling pagi, latihan servis hingga jari lecet, dan menonton ulang rekaman permainannya.

Puncaknya, ia masuk starting line-up dalam pertandingan penting dan berhasil membuat poin penentu kemenangan. Nama “Zarex Soak” pun makin diperhitungkan.

Kembali ke Desa: Menolak Jadi “Bintang” Kota

Meski ditawari kontrak permanen oleh klub, Zarex memilih pulang ke Tasikmalaya. Baginya, dunia voli adalah tentang kebersamaan, bukan popularitas. Ia kini melatih anak-anak desa, membentuk klub kecil bernama “Soak Smashers”, dan rutin mengadakan turnamen tarkam mandiri.

“Voli bukan cuma soal menang atau kalah. Tapi soal bagaimana kita bisa jadi semangat buat yang lain,” ucapnya.

Kini, setiap sore, lapangan tanah merah di desanya kembali ramai. Anak-anak dengan bola plastik meniru gaya servis Zarex, kadang diselingi tawa dan jatuh-jatuh lucu. Di sudut lapangan, Zarex berdiri memegang peluit, senyum sumringah.

Gaya Unik Zarex yang Tak Tergantikan

Banyak hal membuat Zarex istimewa:

  • Tidak pernah memakai pelindung lutut — katanya bikin gerah.

  • Menyapa penonton sebelum servis, seperti komedian sebelum tampil.

  • Setiap kali timnya kalah, dia traktir es cendol, karena katanya: "yang penting pertemanan."

Karakter ini membuatnya dicintai, bukan hanya sebagai atlet, tapi sebagai sosok inspiratif yang membumi.

Pelajaran dari Zarex Soak

Kisah Zarex Soak adalah pengingat bahwa jalan menuju pencapaian tidak harus selalu lurus dan mewah. Dari tarkam yang sering diremehkan, dari lapangan becek yang minim fasilitas, dan dari seorang pemuda desa yang bahkan tak punya sepatu sendiri — Zarex menunjukkan bahwa semangat, ketekunan, dan keberanian keluar dari zona nyaman bisa membuka jalan ke mana pun.


   

Penutup

Zarex Soak bukan nama yang akan kau temukan di buku sejarah olahraga nasional. Tapi di hati para pecinta voli tarkam, ia adalah legenda. Seorang yang membuktikan bahwa bintang bisa lahir dari mana saja — bahkan dari lapangan tanah merah di sudut kampung Tasikmalaya.

Dan mungkin, di setiap servis keras dan smash melengkung yang kau lihat di tarkam berikutnya, ada semangat Zarex yang ikut terbang bersama bola itu

Share:

Profil Singkat dan Latar Belakang

 Penulisan tentang Arimbi (Arimbi Syifana Andayani) sebagai “pemain BOA Voi Livoli” tampaknya mengandung sedikit kekeliruan atau ketidaksesuaian istilah — saya tidak menemukan sumber tepercaya yang menyebut “BOA Voi Livoli” sebagai nama tim atau kompetisi. Berdasarkan data yang ada, Arimbi Syifana adalah atlet voli muda yang memulai kiprahnya di kompetisi Livoli Divisi Utama 2025, membela klub Rajawali O2C. 

Liputan6

+4

Suara Merdeka


+4

Suara Merdeka

+4


Namun demikian, saya akan merangkai sebuah artikel mendalam sekitar profil, perjalanan, tantangan, dan potensi masa depan Arimbi Syifana Andayani dalam ranah voli Indonesia, khususnya dalam konteks keterlibatannya di Livoli Divisi Utama. Bila kamu maksud tim atau istilah lain dengan “BOA Voi Livoli”, silakan klarifikasi dan saya bisa koreksi/ubah bagian artikel nanti.


Profil Singkat dan Latar Belakang


Arimbi Syifana Andayani lahir pada 16 Maret 2012 di Semarang, Jawa Tengah. 

Ebrita

+3

Suara Merdeka

+3

Suara Merdeka

+3

 Pada tahun 2025, saat kompetisi Livoli Divisi Utama 2025 bergulir, ia baru berusia 13 tahun — usia yang sangat muda untuk terlibat dalam kompetisi tertinggi tingkat amatir antar klub voli nasional Indonesia. 

Suara Merdeka

+3

Suara Merdeka

+3

Ebrita

+3


Dari liputan media, diketahui bahwa Arimbi diperkenalkan pada dunia voli melalui pengaruh ayahnya, yang mengajarkan dasar-dasar seperti passing dan teknik dasar bola voli sejak dini. 

Suara Merdeka

+2

Ebrita

+2

 Perjumpaannya dengan pelatih Octavian (yang kemudian mengajak dia latihan bersama) terjadi ketika ada seri Proliga di Semarang — di situlah jalur kariernya mulai terbuka. 

Suara Merdeka

+2

Ebrita

+2


Meskipun usianya sangat muda, Arimbi memilih posisi yang cukup “berisiko tinggi” — opposite hitter — posisi yang biasanya diisi oleh atlet yang telah matang dari sisi teknik dan mental. 

Suara Merdeka

+3

Suara Merdeka

+3

Ebrita

+3

 Ia menaruh panutan pada Megawati Hangestri Pertiwi, salah satu altet voli nasional Indonesia, terutama karena kesamaan posisi bermain dan performa yang dianggap istimewa. 

Suara Merdeka

+2

Suara Merdeka

+2


Debut dan Penampilan di Livoli Divisi Utama 2025

Masuk ke skuad final four


Kompetisi Livoli Divisi Utama 2025 berlangsung mulai 3 September hingga 19 Oktober, dengan berbagai tim voli putri bertarung memperebutkan tiket ke babak final four. 

Ebrita

+3

Radar Cirebon Televisi

+3

Liputan6

+3

 Rajawali O2C, sebagai klub yang dibela Arimbi, mengalami kondisi yang memaksa tim memainkan beberapa pemain muda akibat absennya enam pemain utama yang dipanggil ke pelatnas timnas voli U-18. 

Liputan6

+1


Ketiadaan pemain inti tersebut membuka peluang bagi pemain cadangan dan pemain muda — termasuk Arimbi — untuk mendapatkan menit bermain di babak krusial. 

Liputan6

+2

Radar Cirebon Televisi

+2


Debut dan sumbangan poin


Pada pertandingan antara Rajawali O2C vs PBV TNI AU di final four Livoli Divisi Utama (10 Oktober 2025, GOR Ki Mageti, Magetan), Arimbi dipercaya untuk tampil. Meskipun timnya kalah dalam tiga set langsung (17–25, 19–25, 17–25), Arimbi berhasil menyumbangkan 6 poin dari total pertandingan tersebut. 

Suara Merdeka

+2

Ebrita

+2


Penampilan ini mencuri perhatian publik, mengingat usianya yang sangat muda dan tingkat tekanan tinggi dalam pertandingan final four. Ia mengaku ada sedikit gugup karena lawannya lebih senior, tetapi rasa senang karena dipercaya tampil secara resmi di hadapan publik dan rekan satu tim. 

Suara Merdeka

+3

Suara Merdeka

+3

Ebrita

+3


Dengan absennya bintang utama tim, pelatih Octavian bahkan mempertahankan kepercayaan kepada Arimbi dalam pertandingan melawan tim seperti Petrokimia Gresik, di mana ia tetap dimainkan meskipun menghadapi lawan-lawan senior. 

Suara Merdeka

+2

Ebrita

+2


Tantangan dan Pembelajaran


Menjadi atlet muda yang bermain di level kompetisi tinggi seperti Livoli Divisi Utama tentu membawa berbagai tantangan:


Perbedaan pengalaman dan kualitas lawan

Arimbi harus melawan pemain-pemain yang lebih dewasa, lebih matang tekniknya, dan lebih terbiasa dengan tekanan kompetitif. Dalam pertandingan, kesalahan kecil bisa dimanfaatkan lawan berpengalaman.


Tekanan mental dan ekspektasi publik

Ketika media dan publik sudah menyebut namanya sebagai “talenta masa depan”, beban ekspektasi bisa menjadi tekanan sendiri. Ia harus menjaga mental agar tetap fokus dan tidak terbebani sorotan.


Kesiapan fisik dan stamina

Meski ia muda, bertanding di level senior menuntut stamina dan daya fisik yang baik: waktu pemulihan, ketahanan terhadap cedera, serta kemampuan menjaga konsistensi permainan.


Pemahaman peran dan taktik posisi

Sebagai opposite, tuntutan untuk menjadi pencetak poin seringkali tinggi. Ia harus memahami strategi serangan, distribusi bola, serta kerja sama dengan setter dan pemain lain dalam sistem tim.


Pengembangan jangka panjang

Ia perlu mendayagunakan pengalaman ini sebagai batu loncatan, bukan puncak. Perlu latihan terus-menerus, peningkatan teknik, mental, dan adaptasi terhadap berbagai situasi permainan.


Melalui debutnya, Arimbi sudah menunjukkan bahwa dia tidak sekadar “dipakai karena kekurangan pemain”, tetapi memiliki potensi untuk menjadi pemain yang bisa diandalkan jika diberikan pembinaan dan kesempatan lebih.


Kekuatan dan Keistimewaan


Dari liputan dan wawancara yang ada, beberapa hal menonjol sebagai kekuatan atau keistimewaan Arimbi:


Keberanian dan mental untuk tampil dalam tekanan tinggi

Meskipun berhadapan dengan pemain senior dan bertanding di final four, ia tidak tampak gentar — malah berhasil berkontribusi poin nyata.


Posisi main yang tinggi (opposite) sejak muda

Kebanyakan atlet muda mulai dari posisi yang relatif lebih “aman” (seperti outside hitter atau posisi “pendukung”) sebelum kemudian dikembangkan ke posisi scoring tinggi. Tapi Arimbi sudah ditempa di posisi opposite sejak awal. 

Suara Merdeka

+2

Ebrita

+2


Panutan yang jelas

Dengan menyebut Megawati Hangestri sebagai panutan, ia memiliki sosok yang bisa dijadikan tolok ukur dan inspirasi. Posisi yang sama memberikan referensi langsung dalam pengembangan diri. 

Suara Merdeka

+2

Ebrita

+2


Kemampuan merespons peluang

Ia datang ke tim besar (Rajawali O2C) melalui momen Proliga di Semarang dan undangan pelatih, kemudian memastikan dirinya tetap dipertahankan dan diberi waktu bermain di momen penting. 

Suara Merdeka

+2

Ebrita

+2


Voltase publik dan daya tarik media

Sosoknya menjadi cerita menarik bagi publik voli nasional: “pemain 13 tahun yang tampil di Livoli tertinggi” — ini adalah daya tarik tersendiri yang bisa membuka apresiasi terhadap atlet muda. 

Ebrita

+2

Suara Merdeka

+2


Risiko dan Area yang Harus Dibenahi


Potensi besar selalu disertai tantangan agar tidak “stagnan” atau “terbakar” terlalu cepat. Beberapa hal yang harus diwaspadai dan diperbaiki:


Konsistensi teknik dan pola permainan

Latihan terus-menerus pada teknik dasar (servis, passing, defence, blocking) sangat penting agar performa tidak naik turun drastis.


Penguatan fisik dan pencegahan cedera

Di usia bertumbuh, beban kompetisi tinggi bisa membawa risiko cedera jika tidak diimbangi dengan pelatihan beban, pemulihan, dan pengaturan waktu istirahat.


Adaptasi taktik tim

Setiap tim punya sistem permainan berbeda; Arimbi harus mampu beradaptasi terhadap strategi pelatih, alih sistem saat pertandingan, dan kerja sama dengan tim yang lebih senior.


Manajemen ekspektasi

Karena sorotan media dan publik, ada kemungkinan muncul tekanan “harus selalu tampil bagus”. Ia harus menjaga mental agar tidak terlalu terbebani dan tetap menikmati proses.


Pendidikan dan keseimbangan kehidupan

Karena usianya masih muda, memastikan pendidikan formal dan kehidupan normal di luar olahraga tetap terjaga adalah hal krusial agar tidak terjadi “burnout” atau kehilangan identitas di luar voli.


Prospek dan Harapan di Masa Depan


Melihat prestasi awal dan latar belakangnya, berikut adalah gambaran prospek yang realistis dan harapan yang dapat diletakkan pada Arimbi:


Jalur klub dan kompetisi


Peningkatan menit bermain

Jika klub tetap memberikan kepercayaan, ia dapat memperbanyak jam bermain, jam kompetisi, dan pengalaman melalui kompetisi seperti Livoli reguler, Proliga (jika diizinkan usia dan regulasi), dan turnamen nasional lainnya.


Pengembangan di tim junior dan nasional

Bila prestasi klub menunjukkan bahwa ia layak, panggilan ke Pelatnas (tim nasional U‑X, U‑18) bisa menjadi langkah alami. Partisipasi dalam kompetisi Asia dan internasional junior bisa membuka wawasan dan pengalaman baru.


Pindah klub atau bertukar pengalaman

Di masa depan, jika ia memiliki opsi pindah ke klub lain yang menawarkan fasilitas latihan lebih baik atau kompetisi lebih tinggi, itu bisa menjadi langkah strategis.


Citra publik dan peran inspiratif


Inspirator atlet muda

Kisahnya dapat menjadi motivasi bagi pevoli muda di daerah-daerah untuk berani bermimpi tampil di tingkat nasional sejak usia dini.


Branding diri

Bila prestasinya berkembang, ia bisa menjadi duta olahraga, brand ambassador, atau dikenal luas dalam media olahraga.


Target jangka menengah dan panjang


Masuk skuad senior tim nasional

Bila kualitasnya tetap meningkat, bukan tidak mungkin suatu saat bermain di tim nasional senior Indonesia menjadi target realistis.


Stabilitas sebagai pemain utama

Dalam beberapa tahun ke depan, ia harus bisa menumpuhkan reputasi sebagai pemain inti (bukan bench) dan tetap konsisten dalam kontribusi poin.


Menggapai kompetisi internasional klub

Jika Indonesia membuka peluang klub voli Asia (seperti kejuaraan klub Asia atau SEA level), Arimbi bisa menjadi bagian dari skuad klub yang bersaing di level Asia.


Kesimpulan


Arimbi Syifana Andayani adalah sosok yang memikat dalam dunia voli Indonesia saat ini — seorang atlet muda berusia 13 tahun yang sudah mampu tampil di panggung Livoli Divisi Utama. Meskipun ada berbagai tantangan dan risiko, penampilannya di final four 2025 menunjukkan bahwa dia bukan semata “joki” pemain muda, melainkan calon pemain berbakat yang punya modal mental dan potensi untuk dikembangkan lebih jauh.


Karena usianya sangat muda, kesempatan masih sangat luas. Kuncinya adalah pembinaan yang terarah (teknik, fisik, mental), keseimbangan kehidupan, eksposur kompetisi, dan manajemen ekspektasi agar ia tidak terbakar terlalu cepat. Jika semua berjalan dengan benar, bukan tidak mungkin nama Arimbi akan terus muncul di kancah voli nasional bahkan internasional di masa mendatang.

Share:

BTemplates.com