Dicky BR, Bintang Voli Tarkam Tasikmalaya yang Jadi Sorotan
Di lapangan tanah di pinggiran Tasikmalaya, suara sorak-sorai penonton selalu memecah sore setiap akhir pekan. Debu berterbangan, bola meluncur cepat, dan di antara riuhnya penonton, satu nama yang kerap disebut dengan kagum: Dicky BR. Pemain voli tarkam ini telah menjelma menjadi idola lokal berkat gaya bermainnya yang eksplosif dan konsisten menghibur penonton di setiap laga.
Awal Karier dari Lapangan Kampung
Dicky BR, atau yang akrab disapa “Dicky BR Tasik”, lahir dan besar di wilayah selatan Tasikmalaya. Sejak kecil, ia sudah akrab dengan bola voli. Di kampungnya, olahraga ini bukan sekadar hobi, melainkan budaya yang diwariskan antar generasi. “Dulu saya sering nonton kakak-kakak main voli di lapangan desa. Dari situ mulai tertarik, walau awalnya cuma jadi pengambil bola,” ujar Dicky suatu kali dalam sebuah wawancara komunitas olahraga lokal.
Perjalanan Dicky tak langsung mudah. Ia memulai dari tarkam — turnamen antar kampung — yang sering digelar tanpa sponsor besar dan fasilitas memadai. Namun justru di lapangan sederhana itu, bakatnya mulai dikenal. Smash kerasnya yang kerap menembus blok lawan membuat banyak orang mulai memperhatikannya.
Gaya Bermain yang Khas dan Energik
Dicky dikenal sebagai pemain dengan gaya bermain cepat, agresif, dan berani mengambil risiko. Posisi andalannya adalah open spiker, meski ia juga kerap bermain fleksibel sesuai kebutuhan tim. Saat pertandingan, ia jarang diam. Setiap bola hidup menjadi kesempatan untuk menyerang atau bertahan dengan semangat tinggi.
Ciri khas Dicky ada pada loncatan vertikalnya yang tinggi dan ayunan tangan cepat, yang sering membuat lawan kesulitan membaca arah bola. Banyak penonton mengatakan bahwa permainan Dicky “selalu bikin jantung berdebar”, karena setiap smash-nya membawa ketegangan tersendiri. Tak jarang, penonton bersorak histeris ketika bola hasil pukulannya menukik tajam ke area pertahanan lawan.
Selain teknik, Dicky juga dikenal dengan mental bertanding yang kuat. Dalam kondisi tertekan, ia jarang terlihat panik. “Main di tarkam itu bukan cuma soal skill, tapi juga soal kepala dingin,” katanya suatu waktu. Ia menekankan pentingnya mengontrol emosi di lapangan agar tidak mudah terpancing suasana.
Dari Tarkam ke Turnamen Antar Daerah
Ketekunan Dicky akhirnya membuahkan hasil. Seiring waktu, ia mulai sering diundang memperkuat tim-tim dari luar kecamatan Tasikmalaya. Nama “Dicky BR” mulai terdengar di turnamen-turnamen seputaran Priangan Timur — Garut, Ciamis, hingga Banjar. Ia kerap tampil sebagai pemain pinjaman yang menjadi senjata utama tim untuk menembus babak final.
“Kalau sudah ada Dicky, tim itu biasanya susah dikalahkan,” ujar salah satu pelatih tarkam yang pernah membawanya. Keberadaan Dicky memang membawa perubahan signifikan dalam performa tim. Bukan hanya karena kemampuan individunya, tapi juga karena energinya menular ke rekan satu tim.
Di dunia tarkam, pemain seperti Dicky adalah aset berharga. Mereka bukan hanya pesenang lapangan, tetapi juga simbol semangat masyarakat. Banyak anak muda di Tasikmalaya yang kini menjadikan Dicky sebagai inspirasi untuk menekuni bola voli.
Kedisiplinan dan Semangat Latihan
Meski bermain di level tarkam, Dicky memiliki etos latihan seperti atlet profesional. Setiap pagi ia menyempatkan diri untuk latihan fisik ringan: jogging, skipping, dan latihan lompat. Di sore hari, ia bergabung dengan komunitas voli di desanya untuk latihan teknik. “Saya percaya kalau ingin dihargai, ya harus kerja keras. Walau cuma tarkam, tapi kita juga harus punya standar tinggi,” tuturnya.
Dicky juga terkenal sebagai pemain yang tidak pilih-pilih lawan. Baik turnamen kecil maupun besar, selama ada waktu, ia siap turun ke lapangan. “Main voli itu hiburan juga buat saya. Selama masih bisa loncat dan pukul bola, saya akan terus main,” ucapnya sambil tertawa.
Sosok Rendah Hati di Luar Lapangan
Di luar lapangan, Dicky adalah sosok yang ramah dan rendah hati. Banyak warga mengenalnya bukan hanya sebagai pemain berbakat, tapi juga pemuda yang sopan dan peduli lingkungan. Ia kerap membantu panitia lokal dalam menyiapkan lapangan sebelum turnamen dimulai, dari memasang net hingga menata kursi penonton.
Anak-anak di sekitar rumahnya sering datang untuk belajar teknik dasar voli darinya. Dicky tidak pelit ilmu. Ia bahkan rela mengajari mereka secara gratis. “Kalau bukan kita yang ngajarin, siapa lagi? Saya dulu juga belajar dari senior di kampung,” katanya.
Dukungan dari Keluarga dan Komunitas
Perjalanan Dicky tidak lepas dari dukungan keluarganya. Orang tua dan saudara-saudaranya selalu hadir menonton saat ia bertanding. “Ibu saya yang paling semangat. Kalau saya main, pasti duduk di bangku depan,” ujarnya sambil tersenyum. Dukungan itu menjadi bahan bakar semangat bagi Dicky untuk terus berkembang.
Selain itu, komunitas voli di Tasikmalaya juga memberikan dukungan besar. Mereka sering mengadakan sparing antar klub, mengundang pemain luar daerah, dan menjaga semangat olahraga tetap hidup. Dalam suasana itu, nama Dicky BR semakin dikenal sebagai simbol pemain voli lokal yang berprestasi.
Inspirasi bagi Generasi Muda
Kini, Dicky BR bukan sekadar pemain tarkam biasa. Ia telah menjadi ikon kecil bagi dunia voli di Tasikmalaya. Anak-anak muda sering menirukan gayanya, dari cara smash hingga selebrasinya setelah mencetak poin. Banyak pula yang termotivasi untuk ikut latihan voli karena melihat kegigihan Dicky.
“Selama kita punya niat dan kerja keras, tidak ada yang tidak mungkin,” pesan Dicky saat ditanya tentang rahasia suksesnya. Ia berharap ke depan, lebih banyak pemain daerah yang bisa menembus level profesional, membawa nama Tasikmalaya ke pentas nasional.
Harapan ke Depan
Meskipun sudah cukup dikenal di dunia voli tarkam, Dicky tidak berhenti bermimpi. Ia bertekad suatu hari bisa memperkuat klub profesional di ajang Proliga, liga tertinggi bola voli Indonesia. Untuk itu, ia terus menjaga performa dan menambah pengalaman dari berbagai turnamen.
“Kalau Tuhan izinkan, saya ingin main di Proliga. Biar bisa ngebuktiin kalau pemain kampung juga bisa bersaing,” ucapnya penuh keyakinan.
Dicky percaya, perjalanan panjangnya di dunia tarkam bukan sekadar hiburan, tapi juga pondasi menuju karier yang lebih besar. Baginya, voli bukan hanya olahraga, melainkan bagian dari hidup yang membentuk karakter, kedisiplinan, dan rasa persaudaraan.
Penutup
Dicky BR adalah contoh nyata bahwa talenta besar bisa lahir dari lapangan kecil. Dari tanah Tasikmalaya yang sederhana, ia menunjukkan bahwa semangat, kerja keras, dan cinta terhadap olahraga mampu mengangkat seseorang menjadi inspirasi banyak orang.
Di antara suara peluit dan teriakan penonton di setiap turnamen tarkam, nama Dicky BR akan selalu menggema — sebagai simbol harapan, perjuangan, dan kecintaan terhadap bola voli.








0 comments:
Post a Comment